“Anak muda, sok idealis!” lirihnya sinis.
Tau apa kau pada dunia?
tentang hidup yang butuh makan
tentang pengorbanan demi uang
tentang cinta yang diperkosa demi harta
Lalu sekarang bicara agama?
“Sok idealis!” getasnya.
“Dimana matamu anak muda?” tanyanya gusar
kau lupa hidup untuk apa
kau lupa hidup hanya satu kali
harusnya kau bakar dupa, kau genggam harta
karna masa muda masa jaya
“Bapak tua!” akhirnya ia buka suara
tanah tak selalu menampakan rasa
belatung kadang membisu
cacing-cacing pun mungkin buta pada semua
Tapi hidup mestilah berujung
hidup mesti tergulung
dan idealisme mesti dirajut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar